Rabu, 25 November 2015

Temper Tantrum



alisha (menuju 2 tahun) ^^

Assalamu'alaikum, kali ini saya mencoba untuk membahas mengenai Temper Tantrum.. Sebenarnya banyak bahan yang ingin saya tulis dan bagikan, tapi lagi-lagi karena alisha lagi dalam masa-masa tantrum, maka saya mencoba menjelaskan sedikit apa yang saya tahu dan pengalaman menanganinya.. Saya bukan psikologi anak, saya hanya seorang sarjana psikologi yang menyukai dunia anak-anak dan kalau ada kekurangan atau salah-salah CMIIW yaa ^^ 

Apa sih tantrum itu? Menurut Martina Rini S. Tasmin, S.Psi dalam buku "Intisari Q&A Smart Parents for Healthy Children", tantrum sering muncul pada usia 15 bulan sampai 6 taun dan biasanya terjadi pada anak yang aktif dengan energi berlimpah. Bentuk tantrum sesuai dengan tingkatan usia:
* < 3 tahun : menangis, menggigit, memukul, menendang, menjerit,melempar badan ke lantai, membenturkan kepala, melempar-lempar barang.
* 3 - 4 tahun : ditambah dengan mengentak-entakkan kaki, berteriak, meninju, membanting pintu, merengek
* usia 5 tahun ke atas: ditambah dengan sumpah serapah, memukul kakak/adik/teman, mengkritik diri sendiri, memecahkan barang dengan sengaja mengancam.

Kalau pengalaman saya pribadi, alisa mulai kelihatan tantrum ketika menginjak usia 1 tahun lebih, mungkin 15 atau 16 bulan. Tanda-tanda awalnya masih mennagis, semakin bertambahnya usia semakin berbeda lagi perilaku yang ditampilkan, seperti menjerit-jerit (sampai suaranya serak), melempar barang-barang bahkan melemparkan badannya ke kasur (dan alamdulillah sampai tidak ke lantai.) 

Waktu awal alisha mulai tantrum, agak pusing menanganinya. Apalagi waktu itu dikejar deadline skripsi dan sambil mengurusi urusan per-rumah-tangga-an. Pengalamannya sampai sekarang, karena alisha masih dalam tantrum-nya, saya mencoba untuk meng-observasi perilakunya, walaupun kadang gemes juga sih sama anaknya setelah selesai meluapkan emosi yang tidak bisa diungkapakan, saya meemberikan pelukan, menatap matanya dan tanyakan apa yang ia inginkan. Saya juga selalu mengajarkan bagaimana seharusnya ia beraksi, seperti ketika anak sudah pandai berbicara dan yang belum lancar berbicara pun mengerti apa yang kita ucapkan, saya meminta anak untuk mengungkapkan apa yang ia mau. Terkadang usaha ini berhasil, kadang pun tidak. 

Begitu juga dengan pengalaman ketika belanja bulanan ataupun belanja harian, saya selalu mencoba untuk melibatkan alisha untuk ikut mengambil barang-barang yang hendak di beli, memasukkan barang ke trolley. Pernah minta sesuatu dan ngamuk? Alhamdulillah belum sampai ngamuk,setiap anak pasti setiap belanja ikut memilih sendiri barang atau makanan yang ia juga ingin beli. Kalau alisha sendiri pasti yang ia pilih susu, es krim dan yogurt (semua olahan susu yaa). Tapi ya saya pilih-pilih susu yang ia ambil, misalnya susunya terlalu banyak mengandung gula, atau pas kebetulan mau es krim alisha lagi batuk dan pilek, selalu saya kasih alisha pengertian. misalnya ketika ia batuk dan pilek, alisha tau akan konsekuensinya untuk tidak minum es krim atau cracker dan kita pun sebagai orang tua harus teguh atas pendirian kita.

Bisa kita tarik kesimpulan bahwa tantrum merupakan perilaku yang tergolong normal, bagian dari proses perkembangan fisik, kognitif dan emosi anak. Episode tantrum pada anak pasti akan berakhir, jadi kita nikmati tahap demi tahap perkembangannya. Karena pada suatu hari nanti akan ada kisah yang akan kita ceritakan pada anak kita..



Sekian dan Semoga bermanfaat ^^











Tidak ada komentar:

Posting Komentar